Rabu, 10 April 2013

Peranan Biopori dan Rorak Dalam Usaha Mengurangi Konservasi Tanah dan Air

Peranan Biopori dan Rorak Dalam Usaha Mengurangi Konservasi Tanah dan Air

 
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas terstruktur makalah ini pada mata kuliah Konservasi tanah dan air. Makalah ini disusun sebagai suatu realisasi penulis terhadap tugas yang diberikan dosen kepada penulis. Adapun judul dari makalah ini yaitu “Peranan Biopori dan Rorak Dalam Usaha Mengurangi Konservasi Tanah dan Air”.
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui hal-hal yang terpenting dari suatu Biopori dan rorak terhadap konservasi tanah dan air.
Dalam menyusun makalah ini sudah pasti tidak terlepas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan teman-teman yang telah membantu saya didalam  mencari sumber referensi dan juga penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih dalam batas minimal dan terdapat kekurangan, serta jauh dari kesempurnaan, namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini, untuk itu saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan kedepan.
Kurang dan lebihnya penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekeliruan didalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.


Pontianak, 11 Maret 2012

Gunawansyah
i



DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………           i
Daftar Isi............................................................................................................... ….            ii
Bab I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................... ….           1
B. Rumusan masalah ...................................................................................... ….            2
C. Tujuan penulisan ........................................................................................ ….            3
D. Manfaat penulisan ..................................................................................... ….            3

Bab II. PEMBAHASAN
A. Konservasi Tanah dan Air ......................................................................... …..           4
B. Pengenalan tentang Biopori dan Rorak   ................................................... …..            5
     1.1 Biopori  ................................................................................................ …..         5
     1.2 Rorak ................................................................................................... …..         5
C. Cara Pembuatan Bipori dan Rorak ............................................................ …..           6
D. Hubungan Biopori dan Rorak terhadap tanah dan air ............................... …..             7

Bab III PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………………………………........ …..                   9
B.     Saran.......................................................................................................... …..                10
Daftar Referensi.................................................................................................... …..       11
ii








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan suatu Negara yang beriklim tropis, dimana hal-hal yang berkaitan dengan erosi sudah tidak relevan lagi. Seperti erosi tanah oleh air merupakan bentuk degradasi tanah yang sangat dominan ditimbulkan. Tanah dan air merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia, sumber daya alam serta sekaligus juga lingkungan hidup yang tidak terlepas dari peranan oleh manusia sendiri, sebagai pengelola sumber daya alam. Pada dasarnya pembangunan agriculture haruslah berwawasan lingkungan.
Tanah juga sebagai medium bagi pertumbuhan tanaman harus dapat menyediakanunsur hara, air, dan udara yang dapat dimanfaatkan akar untuk memenuhi kebutuhantanaman. Untuk menyediakan kondisi yang baik bagi perkembangan akar di dalam tanah,diperlukan sistem pori yang mudah ditembus oleh akar tanaman, mampu meresapkan airdan pertukaran udara ke dalam tanah; tetapi harus juga mampu menahan air yang cukupuntuk mengimbangi kebutuhan evapotranspirasi tanah dan tanaman.
Pembangunan pertanian yang berwawasan lingkungan merupakan suatu usaha bagaimana cara menggunakan dan mengelola sumber daya alam secara arif, untuk meningkatkan hasil produksi dan sekaligus menjaga kelestarian lahan dan air.
Kebutuhan manusia akan tanah dan air semakin terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini bukan saja diakibatkan dari pertambahan penduduk, akan tetapi juga karena meningkatnya intensitas  dan ragam kebutuhannya, padahal ketersediaan tanah dan air masih sangat terbatas.
Dalam Usaha untuk meningkatkan produksi hasil pertanian selalu tidak dapat mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan karena faktor dari suatu kondisi tanah dan air sebagai sumber daya alam pada umumnya sudah mengalami penurunan produktivitasnya sedemikian rupa, sehingga perlunya usaha untuk konservasi.
Usahatani konservasi tanah dan air ini sangatlah penting untuk kedepannya, karena telah melihat di berbagai daerah telah terjadi kerusakan lahan yang berakibat menurunkan tingkat produktivitas tanah dan kualitas air, terutama karena erosi dan aliran permukaan (run off). Maka diperlukan untuk menanggulanginya.
Berbagai contoh bencana alam yang telah terjadi atau yang tidak asing lagi didengar dan lihat selama ini, salah satu faktor utamanya adalah akibat dari suatu erosi dan sedimentasi, seperti : banjir, kekeringan, tanah longsor dll, bencana ini sering terjadi di beberpa daerah di Indonesia. Hal ini disebabkan antara lain karena pengolahan tanah dan air yang tidak sesuai dengan anjuran yang telah ditentukan atau juga kurangnya memperhatikan dan menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air.
Untuk mengatasi dari permasalahan diatas, maka sangat dirasakan pentingnya dilakukan untuk pembinaan terhadap masyarakat dan petani, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam melakukan usaha tani konservasi tanah dan air khususnya yang berkaitan dengan biopori dan rorak.

B.     Rumusan Masalah
Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan alam, baik itu dari segi flora maupun fauna (tumbuhan / hewan). Namun ada beberapa hal yang menjadi suatu problema yaitu kurangnya intimidikasi manusia terhadap alam. dimana alamnya yang tadi kaya akan menjadi miskin seperti pemabalakan hutan yang terjadi dimana-mana. Sehingga hal yang ditimbulkan adalah degradasi suatu alam  (erosi) baik itu dari segi tanah, air, hutan dll
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memperhatikan daerah resapan yang penting bagi keseimbangan air tanah terlihat dari berubahnya fungsi daerah resapan menjadi bangunan beton yang kedap air sehingga keseimbangan air terganggu. Salah satu alternatif sederhana yang di temukan oleh Ir. Kamir R Brata. Msc yang merupakan peneliti dari Institut Pertanian Bogor adalah Lubang Resapan Biopori (LRB).
Berdasarkan dari permasalahan diatas penulis menjadi tertarik untuk membahas mengenai tentang ini, sehingga penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa itu Biopori dan Rorak ?
2.      Bagaimana cara pembuatannya ?
3.      Apa manfaat biopori dan rorak terhadap konservasi tanah dan air ?

C.    Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menelaah pendekatan dari tindakan biopori dan rorak dalam pengendalian erosi terhadap rangka konservasi tanah dan air untuk pertanian berkelanjutan.

D.    Manfaat
Dengan hadirnya makalah ini penulis berharap, makalah ini dapat menjadi salah satu bagian bacaan atau acuan yang bermanfaat bagi para pembaca untuk kedepannya , khususnya selaku penulis sendiri, Didalam menambah suatu ilmu pengetahuan yang mengenai tentang Konservasi Tanah dan Air. Sehingga mampu mengetahui bagaimana cara mengurangi yang berkaitan dengan erosi.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konservasi Tanah dan Air
Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas suku kata (con yang berarti together) dan (servare yang berarti keep/save), jadi dari kata tersebut konservasi memiliki pengertian adalah mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana. Ide ini telah dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.
Konservasi tanah merupakan suatu usaha bagaimana cara memanfaatkan tanah dalam usaha tani, dengan memperhatikan atas kelas kemampuannya, serta menerapkan kaidah – kaidah konservasi tanah dan air, agar lahan bisa digunakan secara lestari.
Sedangkan konservasi air adalah bagaimana upaya untuk menyimpan air secara maksimal pada saat musim penghujan, dan memanfaatkan airnya tersebut secara efisien pada musim kemarau.
Dalam melaksanakan usaha – usaha dibidang pertanian, tekhnologi konservasi tanah dan air sangatlah mutlak harus dikuasai dan perlu diperhatikan, mengingat telah banyaknya terjadi kerusakan – kerusakan tanah akibat kekeliruan atau kesalahan dalam pengelolaan tanah serta tanamannya atau tindakan serta perlakuan – perlakuan yang secara tidak sadari telah menimbulkan resiko yang harus dipikul oleh penduduk yang banyak
Konservasi tanah dan air sangatlah perlu diperhatikan sebaik - baiknya, agar generasi berikutnya dapat merasakan. Dan Ada beberapa hal yang menyebabkan konservasi tanah dan air menjadi rusak, salah satunya yaitu kegiatan intervensi manusia yang kurang bertanggung jawab, kemudian pengolahan tanah dan tanaman yang kurang sesuai dengan anjuran kaidah konservasi tanah dan air. Sehingga dari permasalahan itulah yang menyebabkan lingkungan menjadi rusak, baik itu yang berkaitan tanah maupun air.
Oleh sebab itu, salah satu cara yang alternatif untuk menanggulangi permasalahan diatas adalah dengan cara menggalakan tekhnologi lubang resapan biopori (LRB) dan rorak.

B.     Pengenalan Tentang Biopori dan Rorak
1.1        Biopori
Biopori merupakan suatu tekhnologi yang alternative dalam mengurangi konservasi tanah dan air, karena  Biopori adalah pori berbentuk liang terowongan kecil yang dibentuk oleh aktivitas faunatanah atau akar tanaman. Lubang Resapan Biopori yaitu teknologi tepat guna ramah lingkungan untuk meningkatkan laju resapan air hujan dan memanfaatkan sampah organik ke dalam tanah. Sebuah lubang buatan ditanah, berbentuk lingkaran dengan diameter 10-15cm dan kedalam 20-30cm.
 Lubang tersebut kemudian di isi dengan seresah daun, makanan sisa atau material organik dan dbiarkan membusuk. Efek positif pada ''bio pori'' adalah menambah hara tanah, proses dekomposisi alami, menyimpan air, memberi napas pada perakaran, dan menjadi habitat hewan dan jasad renik. Sekarang menjadi trend dimana-mana, ada tanah kosong diberi lubang langsung di isi sampah. Salah satu cara yang baik terhadap lingkungan.
1.2   Rorak
Rorak atau bisa juga disebut dengan “Saluran Buntu” merupakan suatu sturuktur berupa got atau saluran yang buntu dengan ukuran tertentu yang dibuat pada bidang oleh teras dan sejajar garis kontur, yang berfungsi untuk menangkap / meresapkan air kedalam tanah serta menampung sedimen dari bidang olah. aliran permukaan dan juga tanah yang tererosi. Pembuatan rorak ini dapat dikombinasikan dengan mulsa vertical untuk memperoleh kompos.
Dan rorak ini merupakan suatu bangunan konservasi tanah dan air yang relative mudah dibuat. Adanya rorak akan menjebak aliran permukaan dan memberikan . kesempatan air hujan untuk terinfiltrasi kedalam tanah. Dengan demikian rorak akan menurunkan aliran permukaan yang keluar dari persil secara signifikan. Hal ini yang pastinya akan ikut berkontribusi terhadap pengendalian banjir.

C.    Cara Pembuatan Biopori dan Rorak
a.       Cara pembuatan tekhnologi biopori ini meliputi :
1.      Melakukan pembuatan lubang silindris secara vertical kedalam tanah dengan diameter 10 cm. dan kedalamannya kurang lebih dari 100 cm atau juga tidak sampai melampaui muka air tanah, bila air tanahnya terlalu dangkal. Jarak antar lubangnya berkisar 50 – 100 cm
2.      Kemudian mulut lubang tersebut akan diperkuat lagi dengan bantuan media semen, selebar 2 – 3 cm, dengan tebal 2 cm disekeliling mulut lubang.
3.      Selanjutnya lubang tersebut akan diisi dengan sampah – sampah organic yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan dll
4.      Apabila sampah organic tersebut telah habis akibat dari pelapukan, maka diperlukan untuk penambahan sampahnya lagi
5.      Kompos yang telah terbentuk pada lubang biopori tersebut, dapat diambil pada setiap musim kemarau, bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.

b.      Cara Pembuatan tekhnologi rorak sebagai berikut :
Pada pembuatan tekhnologi rorak ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah lokasi, jika lokasi yang telah dibuat tidak sesuai dengan anjuran dari kriteria untuk konservasi tanah dan air, maka hal itu menjadi satu faktor penghambat.
Berdasarkan dari Direktorat Pengelolaan Lahan, Departemen Pertanian (2006),  menerbitkan standar teknis pembangunan rorak atau saluran buntu dalam upaya konservasi tanah dan air, antara lain :
1.     Lahannya harus berupa lahan kering dan terletak dalam satu hamparan minimal seluas 8 hektar. Dalam satu hektar dibangun konstruksi rorak sebanyak 30 unit.
2.       Panjang rorak/saluran buntu 5 meter, lebar 0,30 meter dan  kedalaman 0,4 meter.
3.       Kemiringan lahan 3 % s/d 30%. Untuk menjamin keberhasilan sebaiknya dipilih lahan yang tidak terlalu curam sehingga tidak diperlukan adanya pembangunan teras bangku yang relatif mahal.
4.      Ketinggian tempat lebih rendah dari 1.500 meter di atas permukaan laut dimana berbagai jenis tanaman masih memungkinkan untuk diusahakan.
5.      Lahan peka terhadap erosi.
6.      Lahan masih diusahakan oleh petani, tetapi produktivitasnya telah mengalami degradasi/menurun.
Ada beberapa pedoman Konservasi Tanah dan Air yang telah diterbitkan oleh Tim Peneliti BP2TPDAS IBB Departemen Kehutanan (2002), yang merekomendasikan pembuatan rorak dengan persyaratan teknis sebagai berikut :
1.      Ukuran panjang 1 – 2 meter, lebar 25-50cm dan dalam 20 – 30 cm.
2.      Rorak dapat diisi dengan mulsa untuk mengurangi sedimentasi dan meningkatkan kesuburan tanah.
3.      Pembuatan rorak mengakibatkan pengurangan luas lahan olah sebesar 3 – 10%
4.      Rorak buntu dapat dibuat pada bagian lereng atas dari tanaman
5.      Sedimen yang  tertampung dalam rorak buntu
D.    Hubungan Biopori dan Rorak terhadap Tanah dan Air
Di Indonesia, pertanian konservasi pernah populer di tahun 1990-an, namun gerakannya sangat lambat. Tidak ada yang jelas sampai di mana tingkat perkembangan olah tanah konservasi di Indonesia.Teknik konservasi ini dapat sangat berarti, karena memberikan manfaat praktis yang langsung dapat dinikmati oleh petani dalam hal efisiensi biaya dan energi, mempercepat siklus tanam dan pemanfaatan air, meningkatkan kesuburan tanah dan bahkan membantu pengurangan emisi GRK. Untuk menanggulangi permasalahan ini, maka pemerintah perlu memfasilitasi kembali gerakan olah tanah konservasi melalui program-program praktis dan nyata, serta mendukung secara finansial maupun penelitian dan penyuluhan, serta merangkul berbagai pihak yang tertarik untuk mengakselerasi gerakan olah tanah konservasi.
Berdasarkan dari penjelasan dan permasalahan diatas bahwa yang namanya konservasi sangatlah penting sekali untuk kedepannya, jika hal tersebut tidak diperhatikan dengan baik maka hal yang akan terjadi adalah sangat fatal bagi kehidupan. Oeh sebab itu salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan cara pembuatan konservasi vegetatif, seperti biopori dan rorak.
 Hubungan biopori dan rorak terhadap tanah dan air sangatlah berkaitan sekali, hal ini dikarenakan bahwa tekhnologi yang dimiliki lubang resapan biopori dan rorak sangatlah dapat membantu.
Seperti pada lubang resapan biopori, dimana dari tekhnologi ini dapat membantu mengurangi erosi seperti banjir dengan adanya lubang biopori secara otomatis sebagian debit air hujan akan masuk ketanah, sehingga akan bisa mengurangi debit air hujan yang turun ke jalan/ selokan. Selain itu biopori ini juga bisa mengikat korbon dioksida dan menjaga kelangsungan biodiversitas fauna tanah.
Sedangkan pada tekhnologi rorak ini juga banyak sekali berperan penting untuk kehidupan kedepannya seperti mengendalikan laju erosi (pengendalian aliran permukaan dapat menampung curah hujan yang jatuh dan mengalir dipermukaan suatu lahan). Selain itu tekhnologi ini juga memiliki fungsi menampung dan meresapkan air aliran permukaan kedalam tanah, memperlambat laju aliran permukaan, pengumpul sedimen yang memudahkan untuk mengembalikannya kebidang olah, dan jika dibangun pada saluran peresapan akan meningkatkan efektifitas saluran peresapan tersebut. dan rorak juga berfungsi sebagai permanen air hujan dan aliran permukaan.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Daerah Negara Indonesia terkenal sebagai daerah yang beriklim tropis, dimana dalam hal ini faktor yang paling besar pengaruhnya adalah curah hujan dan temperatur. Jika intensitas dari curah hujan tinggi maka yang ditimbulkan adalah kerusakan  pada tanah (agregat tanah cepat menjadi berubah partikel yang mudah terhanyutkan).
Beberapa  faktor yang telah menyebabkan terjadinya erosi, khususnya dinegara kita adalah kegiatan intervensi manusia yang kurang bertanggung jawab, kemudian pengolahan tanah dan tanaman yang kurang baik dimasa – masa yang lampau maupun sampai sekarang, masih ada pula yang secara gegabah melaksanakannya karena terdorong oleh beberapa segi kepentingan atau tindakan dan perlakuan yang semena-mena yang bahkan juga sering berlebihan, oleh karena itu dari kegiatan tersebut akan berdampak dimasa yang akan datang (generasi-generasi selanjutnya).
Berkurangnya suatu daerah resapan air akan berdampak buruk pada kondisi tanah dan air tanah yang semakin menipis, karena pemanfaatan air tanah secara terus menerus yang dilakukan tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan tanah dan air tanah sebagai sumber penyedia air sekaligus mengakibatkan berkurangnya pasokan air tanah. Hal ini akan menjadi lebih buruk ketika musim kemarau tiba. Kebutuhan akan air bersih meningkat namun kondisi air tanah sudah tidak memungkinkan.
Salah satu untuk mengatasi atau mengurangi masalah tersebut adalah dengan cara menerapkan tekhnologi biopori dan rorak. Karena dari tekhnologi tersebut memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah mengurangi erosi (konservasi tanah dan air).





B.     Saran
Berdasarkan dari permasalahan dan pembahasan diatas, bahwa alam merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia, seperti pada tanah dan air, namun kurangnya intimidikasi manusia terhadap alam atau kurang bertanggung jawabnya manusia sehingga dampak yang ditimbulkan sangatlah fatal, seperti erosi
Maka dari itu mungkin penulis hanya bisa memberikan suatu saran yaitu berupa mengingatkan agar kita lebih menjaga kelestarian alam. Dan belajar lebih dalam lagi yang mengenai tentang bagaimana cara menanggulangi kerusakan alam seperti pembuatan bipori dan rorak.








DAFTAR REFERENSI

Asadi dkk, 2003. Buku Ajar Konservasi Tanah Dan Air. Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Pontianak
Kartasapoetra G, 2005. Teknologi Konservasi Tanah Dan Air. PT Rineka Cipta. Jakarta