Rabu, 10 April 2013

Pengaruh Peningkatan Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia Terhadap Tanaman

Pengaruh Peningkatan Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia Terhadap Tanaman


PENGARUH PENINGKATAN HIDROKARBON DAN OKSIDAN FOTOKIMIA TERHADAP TANAMAN
GUNAWANSYAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang  
Udara yang telah kita ketahui merupakan suatu komponen yang terpenting  didalam  kehidupan ini, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri kualitas udara telah mengalami perubahan, udara yang dulunya kita tahu segar, kini menjadi kering dan kotor, perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap H2O dan karbon dioksida (CO2) jumlah uap air yang terdapat diudara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Komposisi udara kering di mana semua uap air telah dihilangkan relatif konstan. Komposisi udara kering yang bersih yang dikumpulkan disekitar laut, konsentrasi gas yang dinyatakan dalam persen atau per sejuta (ppm = part permillion), tetapi untuk gas yang konsentrasinya sangat kecil biasanya dinyatakan dalam ppm. Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali, seperti gas pada sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S) dan karbon monoksida, terkecuali gas hidrokarbon, partikel-partikel dan diikuti dengan NOx, SOx, polutan-polutan yang semcam ini sangatlah berbhaya sekali bagi manusia dan tanaman.
     Hidrokarbon dan oksidan fotokimia merupakan suatu  komponen polutan udara yang berbeda akan tetapi ia memiliki hubungan satu sama lain. Ozon merupakan salah satu  senyawa yang paling dominan dari oksidan fotokimia ini, mencakup kira-kira 98% volume, jenis oksidan lainnya meliputi peroxyacetyl nitrate (PAN) NxOy. Konsentrasi atmosferik biasanya dinyatakan sebagai ozon. Pencemaran udara oleh hidrokarbon (HC) juga disertai dengan bahan pencemar NOx maka dengan oksigen bebas yang ada di udara akan membentuk Peroxy Acetyl Nitrates (PAN). Selanjutnya PAN ini bersama-sama dengan CO, Ozon akan membentuk kabut fotokimia. Kabut fotokimia ini dapat merusak tanaman. Kerusakan pada tanaman ini dapat berupa pada warna daun yang tampak pucat karena sel-sel pada permukaannya mati. Senyawa lain yang juga dapat membentuk kabut fotokimia adalah peroxy propionyl nitrates (PPN) dan peroxy butyryl nitrates (PBN). PPN dan PBN kalau membentuk kabut fotokimia akan lebih berbahaya dibandingkan dengan kabut fotokimia yang berasal dari PAN.

B.  Rumusan Masalah       
            Berdasarkan tema yang telah penulis ajukan kepada ibu Ir. Rini susana. Msc dan di setujuinya yaitu Pengaruh Peningkatan Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia Terhadap Tanaman. Maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa itu hidrokarbon dan oksidan fotokimia ?
2. Apa pengaruh hidrokarbon dan oksidan fotokimia terhadap tanaman ?
3. Bagaimana cara pengontrolan hidrokarbon dan oksidan fotokimia ?

C. Tujuan
 Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah.
1. Untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang mendalam kepada si pembaca dan  juga masyarakat, bagaimana gambaran secara umum tentang peningkatan hidrokarbon dan oksidan fotokimia dan bagaimana juga dampak yang akan ditimbulkannya.
2. menginformasikan kepada masyarakat(umat manusia)dan kaum-kaumn  remaja tentang pentingnya suatu ilmu pengetahuan . Karena ilmu merupakan keperluan mutlak manusia, dan dengan mengetahui, memiliki suatu ilmu pengetahuan hidup akan  menjadi mudah, dengan seni hidup akan menjadi indah dan dengan agama hidup akan menjadi terarah.

D.     Manfaat
 Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah
1.      Dengan mengetahui apa akibat-akibat yang akan ditimbulkan dari peningkatan gas hidrokarbon dan oksidan fotokimia terhadap tanaman (kehidupan) ini, kita bisa mengontrol/mengendalikan terlebih dahulu sebelum peningkatan- peningkatan itu terus berkembang dan merusak seluruh permukaan bumi baik itu terhadap tanaman maupun manusia.
2.      Agar masyarakat (umat manusia) dan kaum-kaum remaja lebih mengetahui dan memahami pentingnya tentang suatu ilmu pengetahuan itu.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Defenisi dan pengenalan tentang hidrokarbon dan juga oksidan fotokimia
Sebelum kita membahas atau mengetahui tentang definisi dari hidrokarbon dan oksidan fotokimia, terlebih dahulu kita mendalami sumber-sumber hidrokarbon dan osidan fotokimia tersebut. Sumber langsung hidrokarbon ini dapat berasal dari berbagai aktivitas perminyakan yang ada, seperti ladang minyak, gas bumi, gheotermal, selain itu juga sumber utama hidrokarbon bisa berasal dari kendaraan bermotor memberikan konsentrasi atmosferik puncak pada jam sibuk pagi hari. Jam sibuk sore hari akan memberikan konsentrasi atmosferik yang besar pula, namun hidrokarbon yang teremisikan pada sore hari tidak akan berubah menjadi fotooksidan, karena rendahnya tingkat dan intensitas radiasi ultra violet yang akan hilang sama sekali pada waktu malam. Ultra violet dalam hal ini merupakan salah satu faktor meteorologis lingkungan yang menginisiasi reaksi konversi hidrokarbon dengan osida-oksida nitrogen menjadi ozon fotooksidan.
 Hidrokarbon dan oksidan fotokimia itu merupakan suatu komponen polutan udara yang berbeda tetapi memiliki hubungan yang asling berkaitan  erat satu sama lain. Hidrokarbon ialah suatu polutan primer yang mana ia dilepaskan ke udara secara langsung, dan sedangkan oksidan fotokimia itu merupakan polutan sekunder yang telah dihasilkan diatmosfer dari reaksi-reaksi yang melibatkan polutan primer, dan selain itu juga, sebagian besar oksidan fotokimia ini berasal dari reaksi-reaksi yang melibatkan hidrokarbon baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Hidrokarbon
    Hidrokarbon merupakan suatu teknologi umum yang telah digunakan untuk beberapa senyawa organik yang diemisikan bila bahan bakar minyak dibakar. Umumnya hidrokarbon terdiri atas methana, ethan dan turun-turunan senyawa alifatik dan aromatik.
 Hidrokarbon dinyatakan sebgai hidrokarbon total (THC), dan konsentrasinya dinyatakan dalam rata-rata puncak 3 jam (dari jam 06.00-09.00). komponen hidrokarbon hanya terdiri dari elemen hidrogen dan karbon, beribu-beribu komponen hidrokarbon terdapt dialam, dimana pada suhu kamar terdapat tiga bentuk yaitu: gas, cair dan padat. Hidrokarbon yang sering menimbulkan masalah dalam polusi udara ialah yang berbbentuk gas pada suhu atmosfer normal atau hidrokarbon yang bersifat sangat volatil (mudah berubah menjadi gas) pada suhu tersebut. Hidrokarbon dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan struktur molekulnya, yaitu hidrokarbon alifatik, aromatik, dan alisiklis. Adanya hidrokarbon di atmosfer, terutama metana, berasal dari sumber-sumber alami terutama proses-proses biologi, walaupun sejumlah kecil juga dapat berasal dari aktivitas geotermal seperti sumber gas alam dan minyak bumi, api alam dan sebagainya. Bensin yang merupakan suatu campuran kompleks antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana dengan sejumlah kecil bahan tambahan nonhidrokarbon, bersifat sangat volatil dan segera menguap dan terlepas diudara.
 2. Oksidan fotokimia
    Oksidan fotokimia merupakan suatu komponen atmosfer yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar, yang akan mengoksidasi komponen-komponen yang tidak segera dapat dioksidasi oleh gas oksigen. Senyawa yang berbentuk merupakan polutan sekunder yang diproduksi karena interaksi antara polutan primer dengan sinar. Hidrokarbon merupakan komponen yang berperan dalam produksi oksidan fotokimia. Reaksi ini juga melibatkan siklus fotolitik NO2. Polutan sekunder yang paling berbahaya yang dihasilkan oleh reaksi hidrokarbon dalam siklus tersebut adalah ozon (O3) dan peroksiasetilnitrat.
     Ozon bukan merupakan hidrokarbon, tetapi konsentrasi O3 diatmosfer naik sebagai akibat langsung dari reaksi hidrokarbon, sedangkan PAN merupakan turunan hidrokarbon. Walaupun oksidan fotokimia lainnya juga diproduksi, tetapi jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan kedua oksidan fotokimia tersebut. Bahaya polusi hidrokarbon bukan disebabkan oleh hidrokarbon, tersebut melainkan oleh produk-produk reaksi fotokimia yang melibatkan hidrokarbon. Hidrokarbon tidak bereaksi langsung dengan sinar matahari, tetapi sangat reaktif terhadap komponen-komponen lainnya yang diproduksi secara fotokimia.

B.     Dampak yang ditimbulkan pada peningkatan hidrokarbon dan oksidan fotokimia terhadap tanaman
     Pengaruh terahadap tanaman, polusi udara fotokimia dapat mengakibatkan kerusakan pada tenunan tanaman. Komponen fotokimia yang  paling  merusak tanaman adalah ozon. Tetapi kelompok PAN juga sangat berperan dalam menyebabkan  kerusakan – kerusakan tersebut. Pengaruh ozon yang sangat dapat terlihat langsung pada tanamannya yaitu telah terjadi pemucatan pada daun, karena kematian sel-sel pada permukaan, dimana daun yang lebih tua lebih sensitif terhadap kerusakan tersebut.
       Polutan fotokimia sekunder yang terbanyak adalah peroksiasetilnitrat (PAN). Beberapa nama polutan kimia yang biasanya merusak tanaman seperti peroksipropionilnitrat (PPN), peroksibutirilnitrat (PBN) dan peroksiisobutirilnitrat (PisoBN). PPN beberapa kali lebih racun terhadap tanaman dibandingkan dengan PAN, sedangkan PBN dan PisoBN lebih beracun dari pada PPN. Meskipun PAN kurang beracun terhadap tanaman dibandingkan dengan komponen lainnya, tetapi komponen ini yang paling banyak diteliti karena jumlah PPN dan PBN jauh lebih kecil sehingga di bawah batas konsentrasi yang dapat dideteksi. Kerusakan tanaman karena PAN memperlihatkan permukaan dibawah daun berwarna keperakan dan kerusakan pada daun-daun muda. Tenunan daun kemudian mati, pemberian PAN dengan konsentrasi 0.02 - 0.05 ppm sudah cukup untuk menyebabkan kerusakan tanaman.
       Etilen (C2H4) merupakan satu-satunya hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan tanaman pada konsentasi ambien 1ppm atau kurang, asetilen dan propilen juga bersifat racun terhadap tanaman, tetapi konsentrasi yang dibutuhkan adalah 60-500 kali sebanyak etilen. Pengaruh etilen terhadap tanaman terutama ialah menghambat pertumbuhan, perubahan warna daun, dan kematian bagian-bagian bunga. Oksida fotokimia dapat ditemui disetiap tempat dimana terdapat oksida nitrogen dan hidrogen yang berinteraksi di bawah radiasi sinar matahari, oksida merupakan perusak tanaman baik itu secara akut maupun khronik. Hal yang semacam ini merupakan manifestasi pertama yang timbul. Cacat pada daun yang sensitif dapat terjadi setelah waktu paparan 4 jam terhadap ozon total pada konsentrasi 100 mikrogram per meter kubik, dan gangguan pernapasan merupakan pengaruh kesehatan yang timbul terhadap manusia. Pencemaran udara oleh hidrokarbon (HC) dapat berasal dari HC yang berupa gas apabila HC tersebut termasuk suku rendah, atau dari yang berupa cairan apabila HC termasuk suku sedang, dan dapat pula yang berupa padatan apabila HC tersebut termasuk suku tinggi. Pencemaran udara oleh hidrokarbon (HC) juga disertai dengan bahan pencemar NOx maka dengan oksigen bebas yang ada di udara akan membentuk Peroxy Acetyl Nitrates (PAN). Selanjutnya PAN ini bersama-sama dengan CO, Ozon akan membentuk kabut fotokimia. Kabut fotokimia ini dapat merusak tanaman. Kerusakan pada tanaman ini dapat berupa pada warna daun yang tampak pucat karena sel-sel pada permukaannya mati.

C.     Pengontrolan hidrokarbon dan polutan kimia
Ozon dan PAN merupakan salah satu polutan sekunder, oleh karena itu kontrol terhadap polutan tesebut tergantung dari kontrol terhadap prekursor primer, yaitu hidrokarbon dan nitrogen okside.
       Ada empat macam metode yang sudah digunakan untuk mengontrol emisi hidrokarbon dan sumbernya, yaitu insinerasi, adsorbsi, absorbsi, dan kondensasi. Dua macam alat insinerasi telah digunakan yang pertama mengguanakan api untuk oksidasi lengkap hidrokarbon menjadi CO2 dan air, dimana efisiensi penghilangan suatu hidrokarbon sangatlah tinggi, alat yang kedua menggunakan katalis sehingga pada saat oksidasi hirokarbon lengkap dapat terjadi pada suhu lebih rendah dari pada dalam alat yang pertama, akan tetapi masalah yang dihadapinya itu ialah kemungkinan besar akan terjadi keracunan katalis.
      Pada metode adsorbsi, gas-gas buangan dilakukan pada bed yang terdiri dari adsorber granular terbuat dari karbon aktif. Uap hidrokarbon diadsorbsi pada permukaan karbon dan tetap tinggal pada karbon tersebut sampai kemudian dihilangkan dengan cara melewatkan uap melalui sistem tersebut, uap dan hidrokarbon kemudian dikondensasi menjadi cairan dan hidrokarbon dapat diperoleh kembali untuk pengguna berikutnya. Pada metode absorbsi, caranya hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya gas-gas buangan mengalami kontak dengan cairan dimana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi. Kontak antara gas-gas buangan dengan cairan absorbsi biasanya terjadi didalam kolom atau menara yang tinggi.
    Metode kondensasi dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa pada suhu yang cukup rendah gas hidrokarbon akan mengalami kondensasi menjadi cairan, jadi gas-gas buangan dilakukan melewati permukaan bersuhu rendah, dan cairan hidrokarbon yang terkondensasi tetap tertinggal dan dapat dikumpulkan













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan      
     Dari pembahasan yang telah di sampaikan penulis dalam bentuk paper ini, penulis mengambil kesimpulan bahwasanya didalam peningkatan hidrokarbon dan oksidan fotokimia ini sangatlah berdampak buruk sekali di era kehidupan ini, baik itu terhadap tanaman maupun maupun manusia itu sendiri. Padahal yang menyebabkan dari peningktan itu diawali (sumbernya) dari segala aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan manusia seperti aktivitas geotermal (ini berasal dari sumber-sumber alami terutama proses-proses biolagi) yaitu sumber gas alam dan minyak bumi, api alam dan sebagainya, sedangkan hidrokarbon yang diproduksi oleh manusia terbanyak berasal dari transportasi dan sedangkan sumber-sumber lainnya seperti pada pembakaran gas, minyak, arang, dan kayu, proses-proses industri pembuangan sampah, kebakaran hutan dan ladang, evaporasi pelarut organik dan masih banyak lagi yang tidak bisa di sebutkan one by one dari segala-segala aktivitas inilah yang membuat kenaikan atau peningkatan hidrokarbon dan oksidan fotokimia di atmosfer.
    Hidrokarbon dan oksidan fotokimia merupakan komponen polutan udara yang berbeda akan tetapi memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Hidrokarbon merupakan polutan primer karena dilepaskan ke udara secara langsung, sedangkan oksidan fotokimia merupaka polutan sekunder yang dihasilkan di atmosfer dari reaksi-reaksi yang melibatkan polutan primer, sebagian besar oksidan fotokimia berasal dari reaksi-reaksi yang melibatkan hidrokarbon baik secara langsung maupun tidak langsung.
    Ozon itu dapat menyebabkan kerusakan kimia pada beberapa bahan tertentu seperti organik polimer, termasuk karet serta tekstil alami dan sintetis. Konsentrasi ozon pada udara kadang –kadang sudah cukup untuk merusak bahan-bahan tersebut. Sensitivitas bahan-bahan tersebut diserang oleh ozon meningkat dengan semakin meningkatnya jumlah ikatan rangkap dalam bahan tersebut, karena ikatan rangkap merupakan sisi yang diserang oleh ozon.
     






DAFTAR REFERENSI



Wardhana wisnu arya, 1994, Dampak pencemaran lingkungan (edisi revisi), Penerbit Andi, Yogyakarta

Dr. Soedomo moestikahadi, 2001, Pencemaran udara, Penerbit ITB, Bandung

Fardiaz srikandi, 1992, Polusi air dan udara, Penerbit Kanisius, Yogyakarta






Tidak ada komentar:

Posting Komentar