KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas terstruktur makalah ini
pada mata kuliah Konservasi tanah dan air. Makalah ini disusun sebagai suatu
realisasi penulis terhadap tugas yang diberikan dosen kepada penulis. Adapun
judul dari makalah ini yaitu “Peranan
Biopori dan Rorak Dalam Usaha Mengurangi Konservasi Tanah dan Air”.
Tujuan
penulisan ini untuk mengetahui hal-hal yang terpenting dari suatu Biopori dan
rorak terhadap konservasi tanah dan air.
Dalam
menyusun makalah ini sudah pasti tidak terlepas dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan teman-teman
yang telah membantu saya didalam mencari
sumber referensi dan juga penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih dalam batas minimal dan
terdapat kekurangan, serta jauh dari kesempurnaan, namun penulis sudah berusaha
semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini, untuk itu saran dan kritik
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan kedepan.
Kurang
dan lebihnya penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekeliruan didalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, akhirnya
penulis mengucapkan terima kasih.
Pontianak, 11 Maret 2012
Gunawansyah
i
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………… i
Daftar
Isi............................................................................................................... …. ii
Bab I. PENDAHULUAN
A.
Latar belakang ........................................................................................... …. 1
B.
Rumusan masalah ...................................................................................... …. 2
C.
Tujuan penulisan ........................................................................................ …. 3
D.
Manfaat penulisan ..................................................................................... …. 3
Bab
II. PEMBAHASAN
A.
Konservasi Tanah dan Air ......................................................................... ….. 4
B.
Pengenalan tentang Biopori dan Rorak ................................................... ….. 5
1.1 Biopori ................................................................................................ ….. 5
1.2 Rorak ................................................................................................... ….. 5
C.
Cara Pembuatan Bipori dan Rorak ............................................................ ….. 6
D.
Hubungan Biopori dan Rorak terhadap tanah dan air ............................... ….. 7
Bab
III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………........ ….. 9
B. Saran.......................................................................................................... ….. 10
Daftar
Referensi.................................................................................................... ….. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Negara Indonesia merupakan suatu Negara yang
beriklim tropis, dimana hal-hal yang berkaitan dengan erosi sudah tidak relevan lagi. Seperti
erosi tanah oleh air merupakan bentuk degradasi tanah yang sangat dominan ditimbulkan.
Tanah dan air merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan
manusia, sumber daya alam serta sekaligus juga lingkungan hidup yang tidak
terlepas dari peranan oleh manusia sendiri, sebagai pengelola sumber daya alam.
Pada dasarnya pembangunan agriculture haruslah berwawasan lingkungan.
Tanah juga
sebagai medium bagi pertumbuhan tanaman harus dapat menyediakanunsur hara, air,
dan udara yang dapat dimanfaatkan akar untuk memenuhi kebutuhantanaman. Untuk
menyediakan kondisi yang baik bagi perkembangan akar di dalam tanah,diperlukan
sistem pori yang mudah ditembus oleh akar tanaman, mampu meresapkan airdan
pertukaran udara ke dalam tanah; tetapi harus juga mampu menahan air yang
cukupuntuk mengimbangi kebutuhan evapotranspirasi tanah dan tanaman.
Pembangunan pertanian yang berwawasan lingkungan
merupakan suatu usaha bagaimana cara menggunakan dan mengelola sumber daya alam
secara arif, untuk meningkatkan hasil produksi dan sekaligus menjaga
kelestarian lahan dan air.
Kebutuhan manusia akan tanah dan air semakin terus
meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini bukan saja diakibatkan dari pertambahan
penduduk, akan tetapi juga karena meningkatnya intensitas dan ragam kebutuhannya, padahal ketersediaan
tanah dan air masih sangat terbatas.
Dalam Usaha untuk meningkatkan produksi hasil
pertanian selalu tidak dapat mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk. Hal
ini disebabkan karena faktor dari suatu kondisi tanah dan air sebagai sumber
daya alam pada umumnya sudah mengalami penurunan produktivitasnya sedemikian
rupa, sehingga perlunya usaha untuk konservasi.
Usahatani konservasi tanah dan air ini sangatlah
penting untuk kedepannya, karena telah melihat di berbagai daerah telah terjadi
kerusakan lahan yang berakibat menurunkan tingkat produktivitas tanah dan
kualitas air, terutama karena erosi dan aliran permukaan (run off). Maka
diperlukan untuk menanggulanginya.
Berbagai contoh bencana alam yang telah terjadi atau
yang tidak asing lagi didengar dan lihat selama ini, salah satu faktor utamanya
adalah akibat dari suatu erosi dan sedimentasi, seperti : banjir, kekeringan,
tanah longsor dll, bencana ini sering terjadi di beberpa daerah di Indonesia.
Hal ini disebabkan antara lain karena pengolahan tanah dan air yang tidak
sesuai dengan anjuran yang telah ditentukan atau juga kurangnya memperhatikan
dan menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air.
Untuk mengatasi dari permasalahan diatas, maka
sangat dirasakan pentingnya dilakukan untuk pembinaan terhadap masyarakat dan
petani, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam
melakukan usaha tani konservasi tanah dan air khususnya yang berkaitan dengan
biopori dan rorak.
B.
Rumusan
Masalah
Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan
alam, baik itu dari segi flora maupun fauna (tumbuhan / hewan). Namun ada beberapa
hal yang menjadi suatu problema yaitu kurangnya intimidikasi manusia terhadap
alam. dimana alamnya yang tadi kaya akan menjadi miskin seperti pemabalakan
hutan yang terjadi dimana-mana. Sehingga hal yang ditimbulkan adalah degradasi
suatu alam (erosi) baik itu dari segi
tanah, air, hutan dll
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memperhatikan
daerah resapan yang penting bagi keseimbangan air tanah terlihat dari
berubahnya fungsi daerah resapan menjadi bangunan beton yang kedap air sehingga
keseimbangan air terganggu. Salah satu alternatif sederhana yang di temukan
oleh Ir. Kamir R Brata. Msc yang merupakan peneliti dari Institut Pertanian
Bogor adalah Lubang Resapan Biopori (LRB).
Berdasarkan dari permasalahan diatas penulis menjadi
tertarik untuk membahas mengenai tentang ini, sehingga penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa
itu Biopori dan Rorak ?
2. Bagaimana
cara pembuatannya ?
3. Apa
manfaat biopori dan rorak terhadap konservasi tanah dan air ?
C.
Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk menelaah pendekatan dari tindakan biopori dan rorak
dalam pengendalian erosi terhadap rangka konservasi tanah dan air untuk
pertanian berkelanjutan.
D.
Manfaat
Dengan
hadirnya makalah ini penulis berharap, makalah ini dapat menjadi salah satu
bagian bacaan atau acuan yang bermanfaat bagi para pembaca untuk kedepannya ,
khususnya selaku penulis sendiri, Didalam menambah suatu ilmu pengetahuan yang
mengenai tentang Konservasi Tanah dan Air. Sehingga mampu mengetahui bagaimana
cara mengurangi yang berkaitan dengan erosi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konservasi Tanah dan Air
Konservasi itu
sendiri merupakan berasal dari kata Conservation
yang terdiri atas suku
kata (con yang
berarti together) dan (servare yang
berarti keep/save), jadi dari kata tersebut konservasi memiliki pengertian adalah mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save
what you have), namun secara bijaksana. Ide ini telah
dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan
orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.
Konservasi tanah merupakan suatu usaha bagaimana
cara memanfaatkan tanah dalam usaha tani, dengan memperhatikan atas kelas
kemampuannya, serta menerapkan kaidah – kaidah konservasi tanah dan air, agar
lahan bisa digunakan secara lestari.
Sedangkan konservasi air adalah bagaimana upaya
untuk menyimpan air secara maksimal pada saat musim penghujan, dan memanfaatkan
airnya tersebut secara efisien pada musim kemarau.
Dalam melaksanakan usaha – usaha dibidang pertanian,
tekhnologi konservasi tanah dan air sangatlah mutlak harus dikuasai dan perlu
diperhatikan, mengingat telah banyaknya terjadi kerusakan – kerusakan tanah
akibat kekeliruan atau kesalahan dalam pengelolaan tanah serta tanamannya atau
tindakan serta perlakuan – perlakuan yang secara tidak sadari telah menimbulkan
resiko yang harus dipikul oleh penduduk yang banyak
Konservasi tanah dan air sangatlah perlu
diperhatikan sebaik - baiknya, agar generasi berikutnya dapat merasakan. Dan Ada
beberapa hal yang menyebabkan konservasi tanah dan air menjadi rusak, salah
satunya yaitu kegiatan intervensi manusia yang kurang bertanggung jawab,
kemudian pengolahan tanah dan tanaman yang kurang sesuai dengan anjuran kaidah
konservasi tanah dan air. Sehingga dari permasalahan itulah yang menyebabkan
lingkungan menjadi rusak, baik itu yang berkaitan tanah maupun air.
Oleh sebab itu, salah satu cara yang alternatif
untuk menanggulangi permasalahan diatas adalah dengan cara menggalakan
tekhnologi lubang resapan biopori (LRB) dan rorak.
B. Pengenalan Tentang Biopori dan
Rorak
1.1
Biopori
Biopori merupakan suatu tekhnologi yang alternative
dalam mengurangi konservasi tanah dan air, karena Biopori adalah pori berbentuk liang terowongan kecil yang
dibentuk oleh aktivitas faunatanah atau akar tanaman. Lubang Resapan Biopori
yaitu teknologi tepat guna ramah lingkungan untuk meningkatkan laju resapan air
hujan dan memanfaatkan sampah organik ke dalam tanah. Sebuah
lubang buatan ditanah, berbentuk lingkaran dengan diameter 10-15cm dan kedalam
20-30cm.
Lubang
tersebut kemudian di isi dengan seresah daun, makanan sisa atau material
organik dan dbiarkan membusuk. Efek positif pada ''bio pori'' adalah menambah
hara tanah, proses dekomposisi alami, menyimpan air, memberi napas pada
perakaran, dan menjadi habitat hewan dan jasad renik. Sekarang menjadi trend
dimana-mana, ada tanah kosong diberi lubang langsung di isi sampah. Salah satu
cara yang baik terhadap lingkungan.
1.2 Rorak
Rorak atau bisa juga disebut dengan “Saluran Buntu”
merupakan suatu sturuktur berupa got atau saluran yang buntu dengan ukuran
tertentu yang dibuat pada bidang oleh teras dan sejajar garis kontur, yang
berfungsi untuk menangkap / meresapkan air kedalam tanah serta menampung sedimen
dari bidang olah. aliran permukaan dan juga tanah yang tererosi. Pembuatan
rorak ini dapat dikombinasikan dengan mulsa vertical untuk memperoleh kompos.
Dan rorak ini merupakan suatu bangunan konservasi
tanah dan air yang relative mudah dibuat. Adanya rorak akan menjebak aliran
permukaan dan memberikan . kesempatan air hujan untuk terinfiltrasi kedalam
tanah. Dengan demikian rorak akan menurunkan aliran permukaan yang keluar dari
persil secara signifikan. Hal ini yang pastinya akan ikut berkontribusi
terhadap pengendalian banjir.
C.
Cara
Pembuatan Biopori dan Rorak
a. Cara
pembuatan tekhnologi biopori ini meliputi :
1. Melakukan
pembuatan lubang silindris secara vertical kedalam tanah dengan diameter 10 cm.
dan kedalamannya kurang lebih dari 100 cm atau juga tidak sampai melampaui muka
air tanah, bila air tanahnya terlalu dangkal. Jarak antar lubangnya berkisar 50
– 100 cm
2. Kemudian
mulut lubang tersebut akan diperkuat lagi dengan bantuan media semen, selebar 2
– 3 cm, dengan tebal 2 cm disekeliling mulut lubang.
3. Selanjutnya
lubang tersebut akan diisi dengan sampah – sampah organic yang berasal dari sampah
dapur, sisa tanaman, dedaunan dll
4. Apabila
sampah organic tersebut telah habis akibat dari pelapukan, maka diperlukan
untuk penambahan sampahnya lagi
5. Kompos
yang telah terbentuk pada lubang biopori tersebut, dapat diambil pada setiap
musim kemarau, bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.
b. Cara
Pembuatan tekhnologi rorak sebagai berikut :
Pada pembuatan tekhnologi rorak ini ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah lokasi, jika lokasi yang telah
dibuat tidak sesuai dengan anjuran dari kriteria untuk konservasi tanah dan
air, maka hal itu menjadi satu faktor penghambat.
Berdasarkan dari Direktorat Pengelolaan Lahan,
Departemen Pertanian (2006), menerbitkan standar teknis pembangunan rorak
atau saluran buntu dalam upaya konservasi tanah dan air, antara lain :
1. Lahannya harus berupa lahan kering dan
terletak dalam satu hamparan minimal seluas 8 hektar. Dalam satu hektar
dibangun konstruksi rorak sebanyak 30 unit.
2. Panjang rorak/saluran buntu 5 meter, lebar
0,30 meter dan kedalaman 0,4 meter.
3. Kemiringan lahan 3 % s/d 30%. Untuk menjamin keberhasilan
sebaiknya dipilih lahan yang tidak terlalu curam sehingga tidak diperlukan
adanya pembangunan teras bangku yang relatif mahal.
4. Ketinggian
tempat lebih rendah dari 1.500 meter di atas permukaan laut dimana berbagai
jenis tanaman masih memungkinkan untuk diusahakan.
5. Lahan
peka terhadap erosi.
6. Lahan
masih diusahakan oleh petani, tetapi produktivitasnya telah mengalami
degradasi/menurun.
Ada beberapa pedoman Konservasi Tanah dan Air yang telah diterbitkan oleh
Tim Peneliti BP2TPDAS IBB Departemen Kehutanan (2002), yang merekomendasikan
pembuatan rorak dengan persyaratan teknis sebagai berikut :
1. Ukuran
panjang 1 – 2 meter, lebar 25-50cm dan dalam 20 – 30 cm.
2. Rorak
dapat diisi dengan mulsa untuk mengurangi sedimentasi dan meningkatkan
kesuburan tanah.
3. Pembuatan
rorak mengakibatkan pengurangan luas lahan olah sebesar 3 – 10%
4. Rorak
buntu dapat dibuat pada bagian lereng atas dari tanaman
5. Sedimen
yang tertampung dalam rorak buntu
D.
Hubungan
Biopori dan Rorak terhadap Tanah dan Air
Di Indonesia, pertanian konservasi pernah populer di
tahun 1990-an, namun gerakannya sangat lambat. Tidak ada yang jelas sampai di
mana tingkat perkembangan olah tanah konservasi di Indonesia.Teknik konservasi
ini dapat sangat berarti, karena memberikan manfaat praktis yang langsung dapat
dinikmati oleh petani dalam hal efisiensi biaya dan energi, mempercepat siklus
tanam dan pemanfaatan air, meningkatkan kesuburan tanah dan bahkan membantu
pengurangan emisi GRK. Untuk menanggulangi permasalahan ini, maka pemerintah perlu memfasilitasi kembali gerakan
olah tanah konservasi melalui program-program praktis dan nyata, serta
mendukung secara finansial maupun penelitian dan penyuluhan, serta merangkul
berbagai pihak yang tertarik untuk mengakselerasi gerakan olah tanah
konservasi.
Berdasarkan
dari penjelasan dan permasalahan diatas bahwa yang namanya konservasi sangatlah
penting sekali untuk kedepannya, jika hal tersebut tidak diperhatikan dengan
baik maka hal yang akan terjadi adalah sangat fatal bagi kehidupan. Oeh sebab
itu salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan cara pembuatan konservasi
vegetatif, seperti biopori dan rorak.
Hubungan
biopori dan rorak terhadap tanah dan air sangatlah berkaitan sekali, hal ini
dikarenakan bahwa tekhnologi yang dimiliki lubang resapan biopori dan rorak
sangatlah dapat membantu.
Seperti pada lubang resapan biopori, dimana dari
tekhnologi ini dapat membantu mengurangi erosi seperti banjir dengan adanya
lubang biopori secara otomatis sebagian debit air hujan akan masuk ketanah,
sehingga akan bisa mengurangi debit air hujan yang turun ke jalan/ selokan.
Selain itu biopori ini juga bisa mengikat korbon dioksida dan menjaga
kelangsungan biodiversitas fauna tanah.
Sedangkan pada tekhnologi rorak ini juga banyak
sekali berperan penting untuk kehidupan kedepannya seperti mengendalikan laju
erosi (pengendalian aliran permukaan dapat menampung curah hujan yang jatuh dan
mengalir dipermukaan suatu lahan). Selain itu tekhnologi ini juga memiliki
fungsi menampung dan meresapkan air aliran permukaan kedalam tanah,
memperlambat laju aliran permukaan, pengumpul sedimen yang memudahkan untuk
mengembalikannya kebidang olah, dan jika dibangun pada saluran peresapan akan
meningkatkan efektifitas saluran peresapan tersebut. dan rorak juga berfungsi
sebagai permanen air hujan dan aliran permukaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daerah Negara Indonesia terkenal sebagai daerah yang
beriklim tropis, dimana dalam hal ini faktor yang paling besar pengaruhnya
adalah curah hujan dan temperatur. Jika intensitas dari curah hujan tinggi maka
yang ditimbulkan adalah kerusakan pada
tanah (agregat tanah cepat menjadi berubah partikel yang mudah terhanyutkan).
Beberapa
faktor yang telah menyebabkan terjadinya erosi, khususnya dinegara kita
adalah kegiatan intervensi manusia yang kurang bertanggung jawab, kemudian
pengolahan tanah dan tanaman yang kurang baik dimasa – masa yang lampau maupun
sampai sekarang, masih ada pula yang secara gegabah melaksanakannya karena
terdorong oleh beberapa segi kepentingan atau tindakan dan perlakuan yang
semena-mena yang bahkan juga sering berlebihan, oleh karena itu dari kegiatan
tersebut akan berdampak dimasa yang akan datang (generasi-generasi
selanjutnya).
Berkurangnya suatu daerah resapan air akan berdampak
buruk pada kondisi tanah dan air tanah yang semakin menipis, karena pemanfaatan
air tanah secara terus menerus yang dilakukan tanpa memperhatikan keseimbangan
lingkungan tanah dan air tanah sebagai sumber penyedia air sekaligus
mengakibatkan berkurangnya pasokan air tanah. Hal ini akan menjadi lebih buruk
ketika musim kemarau tiba. Kebutuhan akan air bersih meningkat namun kondisi
air tanah sudah tidak memungkinkan.
Salah satu untuk mengatasi atau mengurangi masalah
tersebut adalah dengan cara menerapkan tekhnologi biopori dan rorak. Karena
dari tekhnologi tersebut memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah
mengurangi erosi (konservasi tanah dan air).
B.
Saran
Berdasarkan dari permasalahan dan pembahasan diatas,
bahwa alam merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia,
seperti pada tanah dan air, namun kurangnya intimidikasi manusia terhadap alam
atau kurang bertanggung jawabnya manusia sehingga dampak yang ditimbulkan
sangatlah fatal, seperti erosi
Maka dari itu mungkin penulis hanya bisa memberikan
suatu saran yaitu berupa mengingatkan agar kita lebih menjaga kelestarian alam.
Dan belajar lebih dalam lagi yang mengenai tentang bagaimana cara menanggulangi
kerusakan alam seperti pembuatan bipori dan rorak.
DAFTAR REFERENSI
Asadi
dkk, 2003. Buku Ajar Konservasi Tanah Dan
Air. Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Pontianak
http://dhave29.multiply.com/journal/item/462/Bio_Pori_dan_Rorak_Pahlawan_Tanah_air?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem, diakses tanggal 10 Maret 2012
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/rorak-parit-buntu/,diakses
tanggal 10 Maret 2012
Kartasapoetra
G, 2005. Teknologi Konservasi Tanah Dan
Air. PT Rineka Cipta. Jakarta
Arizona Sports Betting Super Bowl props - Choegocasino bk8 bk8 카지노사이트 카지노사이트 8830chiefs chargers oddsshark
BalasHapus